Explore New Ideas – Menemukan dan Menyelidiki Gagasan Baru

 


Explore New Ideas – Menemukan dan Menyelidiki Gagasan Baru

Langkah pertama dalam EXPLORE Framework adalah Explore New Ideas, tahap yang menyalakan api rasa ingin tahu (curiosity) dan membuka jalan bagi proses belajar yang kreatif dan bermakna.
Di sinilah perjalanan intelektual dan emosional seorang siswa dimulai — bukan dari jawaban, tetapi dari pertanyaan.

Siswa diajak untuk membuka pikirannya terhadap ide-ide baru yang muncul dari berbagai sumber: bacaan, fenomena sosial, eksperimen ilmiah, hingga pengalaman pribadi.
Tahap ini membantu mereka menyadari bahwa pengetahuan tidak selalu datang dalam bentuk fakta, melainkan dalam bentuk rasa ingin tahu yang perlu dijelajahi.


1. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu sebagai Awal Belajar

Setiap proses belajar sejati dimulai dari satu hal sederhana namun mendalam — pertanyaan “mengapa.”
Guru memiliki peran penting untuk memantik rasa ingin tahu ini.
Bukan dengan memberi tahu semua jawaban, melainkan dengan mengajukan pertanyaan reflektif seperti:

  • “Apa yang menarik dari topik ini?”

  • “Apa yang belum kita ketahui?”

  • “Mengapa hal ini penting bagi kehidupan kita?”

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mendorong siswa untuk berpikir secara terbuka, menelusuri hal-hal yang belum mereka pahami, dan mulai menyusun hipotesis sederhana.
Rasa ingin tahu bukan hanya bentuk keinginan mengetahui sesuatu, tetapi juga tanda bahwa otak sedang aktif mencari makna.
Dengan menumbuhkan curiosity, guru sedang menanamkan fondasi bagi kreativitas dan eksplorasi intelektual yang mendalam.


2. Membuka Pikiran terhadap Ide dan Perspektif Baru

Tahap Explore New Ideas mengajarkan siswa untuk membuka diri terhadap berbagai sudut pandang dan kemungkinan baru.
Mereka belajar bahwa ide tidak hanya ditemukan di buku teks, tetapi juga dalam pengalaman sehari-hari, percakapan, atau peristiwa di sekitar mereka.

Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan aktivitas yang memancing inspirasi, seperti:

  • Brainstorming: siswa menuliskan ide sebanyak mungkin tanpa takut salah. Prinsipnya, no judgment during creation.

  • Mind Mapping: membantu siswa memvisualisasikan keterkaitan antaride, sehingga mereka melihat struktur berpikirnya sendiri.

  • Story-Based Inquiry: menggunakan cerita atau kisah nyata sebagai titik awal untuk membangun rasa ingin tahu dan analisis kritis.

Melalui kegiatan seperti ini, siswa belajar bahwa berpikir terbuka adalah kunci belajar kreatif.
Mereka mulai memahami bahwa setiap gagasan baru dapat membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam.


3. Guru sebagai Fasilitator Eksplorasi

Dalam konteks Explore New Ideas, guru berperan sebagai navigator eksplorasi, bukan sebagai pusat informasi.
Guru menciptakan lingkungan yang aman bagi siswa untuk bertanya, menebak, bahkan berpendapat dengan berani.

Alih-alih menilai benar atau salah, guru memberi umpan balik reflektif yang memperluas cara berpikir siswa.
Misalnya, ketika seorang siswa memberikan ide sederhana, guru dapat menanggapi dengan,

“Menarik! Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?”
“Bagaimana kalau kita hubungkan dengan contoh lain?”

Respons seperti ini mendorong siswa untuk terus menggali ide dan memperdalam argumentasinya.
Dalam atmosfer seperti ini, kelas berubah menjadi ruang eksplorasi intelektual, bukan sekadar ruang ujian.


4. Tujuan Tahap Ini: Menemukan Arah Pertanyaan, Bukan Jawaban

Sering kali, siswa terbiasa mencari jawaban cepat — namun dalam Explore New Ideas, tujuan utamanya adalah menemukan arah pertanyaan baru.
Tahap ini menumbuhkan kemampuan berpikir divergen, yaitu kemampuan untuk melihat berbagai kemungkinan solusi dari satu situasi.

Siswa diajak memahami bahwa belajar bukan tentang menutup pertanyaan dengan jawaban tunggal, melainkan membuka lebih banyak ruang berpikir.
Dengan demikian, mereka mulai memandang pengetahuan sebagai sesuatu yang hidup, berkembang, dan dapat dikonstruksi ulang.

Ketika rasa ingin tahu ini tumbuh, kelas menjadi ekosistem ide — tempat di mana setiap pertanyaan adalah pintu menuju penemuan.
Dan dari situlah kreativitas belajar benar-benar dimulai.


5. Kesimpulan: Awal dari Kreativitas dan Makna Belajar

Tahap Explore New Ideas menandai awal perjalanan eksploratif dalam EXPLORE Framework yang dikembangkan oleh Mohamad Haitan Rachman – Negeri Framework.
Ia mengubah paradigma belajar dari “menghafal dan menjawab” menjadi “menemukan dan memahami.”

Guru yang menerapkan tahap ini membantu siswa menumbuhkan sikap ingin tahu, berpikir terbuka, dan berani menyelidiki dunia di sekitarnya.
Tujuannya bukan langsung memahami segalanya, melainkan menemukan arah pertanyaan baru — langkah awal dari kreativitas, inovasi, dan pembelajaran yang bermakna.

Komentar