Keterkaitan EXPLORE dengan Pembelajaran Berbasis Inkuiri


Keterkaitan EXPLORE dengan Pembelajaran Berbasis Inkuiri

Salah satu fondasi utama pendidikan modern adalah pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry-based learning). Pendekatan ini menempatkan siswa bukan sebagai penerima informasi, melainkan sebagai peneliti kecil yang aktif mencari tahu, bertanya, dan membangun pemahaman melalui pengalaman.

Dalam konteks ini, EXPLORE Framework hadir sebagai versi terstruktur dan modern dari pembelajaran berbasis inkuiri. Framework ini memperluas prinsip inkuiri klasik dengan menambahkan unsur adaptasi teknologi, khususnya AI seperti ChatGPT, yang mampu memperkaya proses tanya-jawab dan eksplorasi siswa.


1. Berpusat pada Pertanyaan Siswa

Inti dari pembelajaran inkuiri adalah pertanyaan. Siswa belajar bukan dari jawaban yang diberikan, tetapi dari proses merumuskan pertanyaan yang bermakna. Di sinilah titik temu paling kuat antara inkuiri dan EXPLORE Framework.

Pada tahap awal Explore New Ideas, siswa diajak untuk mengembangkan rasa ingin tahu, merumuskan pertanyaan, dan mengeksplorasi ide baru. ChatGPT berperan sebagai mitra dialog interaktif yang membantu siswa memperluas sudut pandang, menemukan jawaban alternatif, atau bahkan menantang asumsi yang mereka miliki.

Contohnya:

“Mengapa daun berwarna hijau?”
“Apa yang terjadi jika bumi tidak memiliki atmosfer?”
“Bagaimana teknologi AI memengaruhi kehidupan sehari-hari manusia?”

ChatGPT tidak hanya memberikan jawaban langsung, tetapi juga dapat diarahkan untuk mengajukan pertanyaan balik atau menyarankan pendekatan berpikir yang berbeda. Hal ini membuat siswa tidak berhenti pada satu jawaban, melainkan terdorong untuk mengeksplorasi lebih jauh.

Dengan demikian, pertanyaan menjadi jantung pembelajaran, bukan sekadar langkah pembuka. Guru berperan penting untuk mengarahkan siswa agar pertanyaannya tidak hanya faktual, tetapi juga analitis, reflektif, dan kreatif.


2. Berbasis Siklus, Bukan Sekadar Hasil

Baik dalam pembelajaran inkuiri maupun EXPLORE, belajar adalah proses siklikal. Setiap jawaban menimbulkan pertanyaan baru, dan setiap pertanyaan membuka ruang pemahaman yang lebih dalam.

Dalam EXPLORE, siklus ini diwujudkan secara eksplisit melalui enam tahap: Explore, Practice, Learn, Organize, Reflect, dan Enrich.
Setelah siswa menjelajahi ide baru (Explore), mereka berlatih menerapkannya (Practice), memperdalam pemahaman (Learn), menyusun kembali pengetahuan (Organize), melakukan refleksi (Reflect), dan memperkaya wawasan (Enrich).

Siklus ini menciptakan pembelajaran yang terus berkembang, di mana setiap tahap bukanlah akhir, melainkan jembatan menuju eksplorasi berikutnya.
Dengan ChatGPT, siklus ini bisa berjalan lebih cepat dan luas. Siswa dapat melakukan eksplorasi lintas sumber, lintas disiplin, bahkan lintas budaya hanya dalam satu sesi pembelajaran. Namun, kecepatan ini harus diimbangi dengan kedalaman dan arah yang tepat, yang menjadi peran utama guru sebagai fasilitator.


3. Fleksibel dan Lintas Mata Pelajaran

Salah satu keunggulan EXPLORE adalah sifatnya yang fleksibel dan lintas disiplin. Framework ini tidak terbatas pada satu bidang ilmu.

  • Dalam IPA, siswa dapat menggunakan ChatGPT untuk mengajukan pertanyaan eksperimen, menulis laporan, atau membandingkan teori ilmiah.

  • Dalam IPS, siswa bisa menelusuri hubungan sebab-akibat sejarah, menganalisis kebijakan sosial, atau mensimulasikan peran tokoh.

  • Dalam Bahasa, siswa dapat melatih kemampuan menulis, berdialog, dan menganalisis makna teks.

  • Dalam Seni dan Budaya, ChatGPT dapat membantu siswa menjelajahi gaya seni dari berbagai negara, menemukan inspirasi, dan mengembangkan karya kreatif.

  • Bahkan dalam Pendidikan Karakter, framework ini dapat digunakan untuk refleksi diri, diskusi nilai moral, atau eksplorasi etika digital.

Dengan demikian, EXPLORE menjadi kerangka universal yang menghubungkan berbagai bidang studi melalui pendekatan yang sama: bertanya, berlatih, memahami, mengatur, merefleksi, dan memperkaya.

AI berperan sebagai katalis yang memudahkan siswa menemukan referensi lintas konteks, sementara guru menjaga arah agar pembelajaran tetap relevan, etis, dan bermakna.


4. Mendorong Metakognisi dan Refleksi

Ciri khas lain pembelajaran berbasis inkuiri adalah mendorong siswa untuk menyadari bagaimana mereka belajar—konsep yang disebut metakognisi. EXPLORE Framework menguatkan aspek ini melalui dua tahap kunci: Reflect Often dan Organize Knowledge.

Ketika siswa diajak untuk merenungkan proses belajar, mereka mulai memahami strategi apa yang efektif, di mana mereka mengalami kesulitan, dan bagaimana memperbaikinya. ChatGPT dapat membantu dengan memberikan panduan refleksi, misalnya:

“Tuliskan tiga hal yang kamu pelajari hari ini, dua hal yang masih membingungkan, dan satu hal yang ingin kamu pelajari lebih dalam.”

Melalui pertanyaan reflektif seperti ini, siswa belajar untuk berdialog dengan dirinya sendiri—sebuah langkah penting dalam membentuk pembelajar mandiri dan berpikir kritis.

Dengan AI, refleksi bisa menjadi lebih personal dan adaptif. ChatGPT dapat menyesuaikan gaya umpan balik sesuai dengan usia, bahasa, atau tingkat pemahaman siswa, membuat proses metakognitif terasa lebih natural dan menyenangkan.


5. Inkuiri yang Lebih Cepat, Luas, dan Personal

Keterlibatan AI seperti ChatGPT membawa dimensi baru dalam pembelajaran inkuiri. Jika dulu proses menemukan jawaban membutuhkan waktu lama dan sumber terbatas, kini AI mampu mempercepat pencarian informasi sekaligus memperluas cakrawala siswa.

Namun, di sinilah pentingnya keseimbangan antara kecepatan dan kualitas berpikir. Tanpa bimbingan guru, siswa bisa terjebak pada penggunaan AI yang dangkal—mencari jawaban instan tanpa memahami proses berpikir di baliknya. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai navigator pengetahuan: membimbing arah inkuiri, memvalidasi informasi, dan menanamkan nilai etika digital.

Dengan kolaborasi yang baik antara guru, siswa, dan ChatGPT, pembelajaran inkuiri akan menjadi lebih cepat, luas, mendalam, dan personal. AI menjadi alat untuk memperkaya, bukan menggantikan proses berpikir manusia.


Kesimpulan

EXPLORE Framework pada dasarnya adalah evolusi modern dari pembelajaran berbasis inkuiri. Jika inkuiri tradisional mengandalkan pertanyaan dan observasi manual, EXPLORE menambahkan unsur digital, reflektif, dan metakognitif yang lebih terstruktur.

Framework ini membantu siswa memahami bahwa belajar bukanlah perjalanan mencari jawaban, tetapi proses menemukan makna di balik pertanyaan. ChatGPT di sini bukan guru digital, melainkan mitra eksplorasi pengetahuan yang memicu keingintahuan dan kreativitas.

Dengan menerapkan EXPLORE, sekolah dapat menghidupkan kembali semangat inkuiri di era digital—membangun generasi yang tidak hanya cepat menemukan informasi, tetapi juga bijak memaknainya.


Komentar